Fenomena Startup: Tren Millenial dan Dampaknya Terhadap Ekonomi
Ditulis oleh Aura Sashi dan Nafisah Intani — Staff Kajian dan Riset Strategis BEM FEB UGM 2022
Prelude: Sustaining Economic Growth Pascapandemi
Indonesia merupakan negara berkembang yang masih berupaya mencapai kestabilan ekonomi. Dalam mencapai standar perkembangan ekonomi, muncul demand yang beragam dan cukup tinggi dari pasar, baik dari sisi pasar konsumen, maupun produsen. Demand tersebut tersesuaikan seiring waktu dengan adanya perkembangan teknologi, informasi, dan komunikasi. Hal tersebut disebabkan oleh teknologi yang telah memacu terjadinya transformasi digital yang mengubah tatanan industri (Fukuyama, 2018).
Era Industri 4.0 telah mendorong terbentuknya tatanan industri baru. Teknologi memudahkan masyarakat dalam membuat bisnis sehingga muncul istilah Startup. Startup merupakan perusahaan rintisan yang belum lama beroperasi. Istilah Startup seringkali dikaitkan dengan perusahaan yang core business nya berupa inovasi teknologi. Masyarakat Industri Kreatif Teknologi Informasi dan Komunikasi Indonesia (MIKTI) dalam buku Mapping & Database Startup Indonesia 2021 melaporkan ada 1.190 perusahaan rintisan (Startup) di Indonesia (Mutia, 2022).
Kemunculan Startup telah mendorong pertumbuhan ekonomi (Economic Growth) Indonesia secara pesat. Economic growth merupakan salah satu misi Sustainable Development Goals (SDGs) dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi inklusif dan berkelanjutan. Startup telah berkontribusi terhadap ekonomi digital dan menyumbang GDP Indonesia sebanyak 4% (Karina, 2022). Selain itu, Startup mampu bertahan kala ekonomi dunia sedang mengalami kemunduran selama pandemi Covid-19, khususnya pada bisnis e-commerce.
Pertumbuhan pesat Startup di Indonesia berperan dalam mendorong Indonesia bersaing dalam ekonomi global. Indonesia sendiri telah mengambil langkah besar untuk berperan dalam kancah internasional dengan menjadi tuan rumah G20 pada Desember 2022 mendatang. Dengan membawa tagline “Recover Together, Recover Stronger”, Indonesia mengajak seluruh dunia untuk saling mendukung dalam pemulihan kondisi pascapandemi. Ajang tersebut dapat dimanfaatkan sebagai pengenalan perusahaan Indonesia. Dengan itu, perusahaan rintisan lokal nantinya akan lebih dikenal oleh masyarakat luar.
Startup Emerge: Bukti Nyata Era Baru Berbisnis
Perkembangan Startup di Indonesia bergerak seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi di Indonesia. Era Digital yang telah menjadikan internet sebagai hal yang tidak dapat dilepaskan dari aktivitas penduduk Indonesia, membuka peluang besar bagi bisnis Startup dan peluang ini disambut dengan antusias oleh Generasi Millenial Indonesia. Awal mula terbentuknya ekosistem investasi Startup Indonesia dimulai sejak tahun 2010, pada saat East Ventures memberikan dana kepada Tokopedia dan adanya suntikan dana yang didapat Blanja.com dari PT Telekomunikasi Indonesia. Semenjak itu, bisnis Startup terus berkembang di Indonesia. Tak disangka, antusiasme Generasi Millenial di Indonesia telah berhasil menempatkan Indonesia di urutan ke 5 sebagai negara yang memiliki jumlah Startup terbanyak, yaitu di angka 2.100 Startup.
Perkembangan Startup di Indonesia juga tidak lepas dari banyaknya event serta perlombaan yang mendukung perkembangan Startup di Indonesia, dimulai dari training yang memfasilitasi masyarakat untuk mempelajari dasar dari berbisnis Startup, program pitching day, dan lainnya.
Salah satu program yang membantu perkembangan Startup di Indonesia adalah Gerakan Nasional 1000 Startup Digital, yang dibentuk oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika. Gerakan ini hadir sebagai ruang bagi para pebisnis dan masyarakat yang ingin terjun ke dunia Startup. Dengan lebih dari 3000 penggerak dari berbagai sektor, gerakan ini telah berhasil merangkul lebih dari 85.000 calon Startup founder dan sudah ada lebih dari 1260 Startup yang dirintis.
Faktor ‘X’ Penarik Minat
Kisah sukses para perintis usaha seperti Facebook dan Google telah menginspirasi para generasi muda dalam membangun usaha sendiri. Dengan iklim pemanfaatan teknologi yang terus berkembang, antusiasme para Generasi Millenial terus meningkat, belum lagi potensi keuntungan yang didapatkan memiliki nominal yang cukup besar.
Menurut McKinsey & Company dalam laporannya yang berjudul “Membuka kesempatan digital Indonesia” disebutkan bahwa Indonesia telah siap dengan digitalisasi dan pertumbuhan ekonomi bisa naik mencapai US$ 250 miliar pada tahun 2025.
Banyaknya jumlah penduduk di Indonesia juga menjadi salah satu faktor yang membuat Startup digandrungi oleh Generasi Millenial dikarenakan tingginya jumlah penduduk mengakibatkan banyaknya demand dari masyarakat yang dapat dijadikan peluang bagi millenial untuk mendirikan Startup. Ditambah dengan fakta bahwa 212,35 juta warga di Indonesia adalah pengguna internet dan media sosial semakin membuka peluang bagi millenial untuk mendirikan Startup di Indonesia.
Angin Segar Dukungan Pemerintah
Peran pemerintah dalam mendukung perkembangan Startup di Indonesia tidak jauh dari pendanaan dan penetapan regulasi bagi keberlangsungan Startup di Indonesia. Selama tiga tahun terakhir, pemerintah terus mendukung perkembangan ekosistem Startup untuk memanfaatkan potensi ekonomi digital Indonesia secara optimal.
Bisnis Startup di Indonesia sebelumnya terhambat karena tumpang tindihnya prosedur perizinan, besarnya biaya yang dibutuhkan untuk berinvestasi dan regulasi yang rumit sehingga memperlambat operasional perusahaan Startup. Karena itu, langkah pertama pemerintah adalah dengan mengurangi atau mencabut regulasi yang tidak relevan. Pemerintah juga mengurangi pajak bagi investor lokal yang berinvestasi pada perusahaan Startup serta mengeluarkan kebijakan tentang Batasan Tanggung Jawab Penyedia Platform dan Pedagang Perdagangan Melalui Sistem Elektronik yang berbentuk User Generated Content yang sangat berguna bagi perusahaan Startup digital.
Pebisnis Startup di Indonesia juga diperkirakan meningkat dengan adanya klaim bahwa pemerintah akan memberikan bantuan dana bagi para pebisnis Startup. Kementrian Riset, Teknologi dan Inovasi Nasional telah menganggarkan dana puluhan miliar untuk setiap pelaku Startup digital di Indonesia. Para pelaku bisnis dapat mengajukan dana tersebut kepada pihak kementerian.
Pros & Cons Perkembangan Startup di Indonesia
Dalam perkembangannya, Startup telah berperan menyerap tenaga kerja di Indonesia. Sebagai contoh, selama periode Mei 2021 sampai dengan Mei 2022 lalu, Ruangguru telah merekrut tenaga kerja sebanyak 2.351, menjadikannya Startup yang menyerap tenaga kerja terbanyak pada periode tersebut.
Startup sebagai bisnis yang tergolong baru dan erat dengan teknologi, dapat meningkatkan kapabilitas sumber daya manusia di Indonesia. Hadirnya Startup di masyarakat akan mendorong masyarakat untuk belajar lebih dalam mengenai penerapan teknologi di kehidupan sehari-hari. Millenial yang ingin menekuni bisnis Startup juga akan bertemu dengan banyak ilmu baru dalam proses mendirikan bisnis Startup. Karena itu, perkembangan bisnis Startup di Indonesia pastinya dapat meningkatkan kualitas SDM di Indonesia.
Meski demikian, Startup juga menjadi perusahaan yang cukup berpotensi memberlakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Pada akhir Mei 2022 lalu, perusahaan ed-tech, Zenius, melakukan PHK terhadap 200 karyawannya. Hal tersebut disebabkan oleh kondisi ketaktentuan perusahaan. Hasilnya, perusahaan terpaksa harus segera mengambil keputusan dengan cepat, meskipun berisiko.
Selain itu, Startup sebaiknya tidak menjadi tumpuan utama dalam mengembangkan ekonomi negara. Masih terdapat kekayaan utama yang dapat dimanfaatkan oleh Indonesia, yakni tanah dan laut yang masih belum sepenuhnya dimanfaatkan secara efektif dan sustainable. Pemanfaatan SDA justru perlu dievaluasi menimbang potensi Indonesia yang sangat besar untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan ekonomi.
Economic forum telah mengangkat isu terkait ketahanan pangan dunia, hal tersebut dapat menjadi kesempatan bagi Gen Z dan Generasi Millenial untuk menguasai pasar pangan. Menantang para Gen Z dan Generasi Millenial untuk menjadi petani dan peternak muda dapat meningkatkan surplus dan ketahanan pangan.
Walaupun kekayaan SDA lebih mendominasi, bukan berarti menutup kemungkinan untuk terus melanjutkan industri Startup di Indonesia. Justru, kedua industri ini (Startup dan pengolahan SDA) dapat berkolaborasi untuk dieksplor untuk menunjang perkembangan ekonomi Indonesia. Namun, diperlukan persiapan yang kuat terutama dari sisi mental masyarakat dalam menghadapi hal baru ini.
Postlude: Perlukah Indonesia Optimis?
Sebanyak 2.100+ Startup di Indonesia telah membuktikan bahwa Indonesia harus optimis dengan fenomena Startup yang sedang ramai digandrungi oleh Generasi Millenial. Peluang yang masyarakat Indonesia miliki tidak hanya dari dukungan pemerintah, tetapi juga jumlah penduduk yang melimpah serta banyaknya lomba dan program yang mendukung menjadi peluang besar untuk perkembangan bisnis Startup di Indonesia. Peluang ini sudah dimanfaatkan oleh ribuan pebisnis Startup, mereka telah membuktikan bahwa bisnis Startup dapat dijadikan sebagai salah satu faktor pendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia dan dapat bersaing dengan ekonomi global. Hal ini dibuktikan dengan fakta bahwa Startup telah berkontribusi terhadap ekonomi digital dan menyumbang GDP Indonesia sebanyak 4% dan fakta bahwa Indonesia sudah berani berperan sebagai tuan rumah G20 pada Desember mendatang. Startup sebagai bisnis yang tergolong baru pastinya memiliki kelebihan dan kekurangan dalam perjalanannya. Startup dapat berperan dalam menyerap tenaga kerja, dan di sisi lainnya Startup juga dapat meningkatkan tingkat pengangguran di Indonesia dengan tingginya potensi terjadinya PHK di dalam bisnis Startup karena ketidakpastian perusahaan rintisan. Namun, banyak jalan menuju Roma untuk menciptakan ekosistem Startup yang positif dan menunjang pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depannya. Bukan hanya dari sisi pelaku, melainkan juga dukungan pemerintah yang sudah sepatutnya diberikan kepada garda-garda terdepan sektor ekonomi ini.
Referensi
Azkiya, V. (2022a, May 25). 32,7% Startup Indonesia Bergerak di Bidang Usaha General | Databoks. Databoks.katadata.co.id. https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/05/25/327-Startup-indonesia-bergerak-di-bidang-usaha-general
Azkiya, V. (2022b, June 8). Ruangguru, Startup RI dengan Karyawan Baru Terbanyak per Mei 2022 | Databoks. Databoks.katadata.co.id. https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/06/08/ruangguru-Startup-ri-dengan-karyawan-baru-terbanyak-per-mei-2022
1000StartupDigital. (n.d.). Program. 1000 Startup Digital. Retrieved June 27, 2022, from https://1000startupdigital.id/program/
Arum, N. (2021, December 12). Perkembangan Startup di Indonesia, Sejarah dan Faktor yang Memengaruhi. MySkill. https://myskill.id/blog/dunia-kerja/perkembangan-startup-indonesia/
Budy, V. (2021, October 14). Pengguna Internet Indonesia Peringkat ke-3 Terbanyak di Asia | Databoks. Databoks.katadata.co.id. https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2021/10/14/pengguna-internet-indonesia-peringkat-ke-3-terbanyak-di-asia
Perjalanan Startup Indonesia 10 Tahun Terakhir Beserta Daftar Perusahaannya. (n.d.). www.ekrut.com. Retrieved June 27, 2022, from https://www.ekrut.com/media/startup-indonesia
Fukuyama, M. (2018). Society 5.0: Aiming for a New Human-centered Society. Japan SPOTLIGHT, 27 (Society 5.0), 47–50.
Karina, D., Sa’diyah, S. A., Nabilah, H., & Panorama, M. (2022). Pengaruh Perusahaan Startup Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Selama Pandemi Covid-19. Berajah Journal, 2(1), 156–166.
Yulistara, A. (2018, May 6). Fenomena Bisnis Startup Indonesia yang Digandrungi Milenial. CNBC Indonesia. https://www.cnbcindonesia.com/tech/20180506084414-37-13786/fenomena-bisnis-startup-indonesia-yang-digandrungi-milenial